DIKA: sahabat dari CIAMIS

Gue ditanya tentang sahabat semalam?

Agak lama berfikirnya, karena gue belum ketemu sesuatu kata yang tepat untuk mendefinisikannya.Well...ngomongin sahabat pasti nggak ada kata mati untuk mengungkapkan segala hal yang membuat kita jadi makhluk paling sosial.

Gue akhirnya nyerah dan bilang kalo "Sahabat bagi gue layaknya gue bagi sahabat GUE".Bingungin tapi akhirnya gue ketemu 'clue-nya' kalo sahabat itu soulmate aza. Penting banget khan?

Semalem gue ngobrol lama banget dengan Andika. Lepas nonton Helena di PS.Tiba-tiba gue pengen langsung call dia dan mengalirlah cerita-cerita lepas yang selama ini nggak pernah berhasil gue salurkan.Ternyata Andika; gue panggil dia dengan DIKA:Orangnya tipe pendengar dan gue ngerasa nyaman ngobrolin apa saja bareng dia.

Jam 10.23 pm start untuk memulai obrolan bareng dia yang ternyata tengah santai diteras rumahnya persis sama dengan apa yang gue lakukan sembari sama-sama dengerin CD Samson dan Helena.

Dika banyak bercerita tentang keluarganya di Ciamis, segala hal aktivitas yang dilakoni Ayah dan Bunda-nya, saudara-saudaranya dan juga obsesi dia untuk berkecimpung di bidang usaha.
Betapa semangatnya dia cerita tentang keinginannya untuk membuka cafe atau butik semisal distro. Dika berfikiran seperti itu karena kedua bonyoknya merupakan wiraswasta dan banyak mendorong dia untuk terjun ke bidang bisnis.Gue salut sama cara berfikir anak muda yang satu ini untuk maju.

Sampe akhirnya kita sama-sama terlibat dalam obrolan yang bagi gue penting banget yaitu tentang jatidiri. Gue seolah-olah tengah bercermin ke dika tentang sikapnya terhadap keluarga yang jauh berbeda dengan gue yang terkesan cuek.

Gue bersyukur bisa kenal dengan Dika, terutama setelah jam 12.33 malem percakapan kami berakhir dia mengirim sms balik yang sangat bagus banget untuk jadi penyemangat gue tentang arti sahabat.Isi sms yang cukup panjang namun punya kekuatan kata-kata yang bagi gue sangat dahsyat!Tengkyu dika...